Tuesday 9 October 2012

Ilmu Sosial Dasar-Tulisan 1


Makepung di Bali,
Bergembira Bersama Kerbau

Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan 13.487 pulau sehingga Indonesia dapat dikatakan sebagai Nusantara. Indonesia dengan ibukota-nya DKI Jakarta memiliki 33 propinsi dan 98 kota di dalamnya. Banyaknya daerah di Indonesia ini menyebabkan Indonesia kaya akan budaya yang berbeda-beda antar daerah. Kebudayaan Indonesia selalu menarik untuk dibahas karena setiap budaya memiliki ciri khas tersendiri. Pada posting kali ini saya akan membahas salah satu kebudayaan unik di Indonesia tepatnya kebudayaan yang berasal dari pulau Bali.
Pulau Bali memang dikenal karena wisata lautnya yang indah. Banyak wisatawan dari dalam maupun luar negeri yang berwisata ke pulau Bali. Selain pemandangan lautnya yang indah, masyarakat Bali juga mempunyai kebudayaan-kebudayaan yang unik yang bisa membuat para wisatawan betah berlama-lama di pulau Bali. Sebut saja tari kecak, upacara ngaben dan makepung. Pada posting kali ini saya akan membahas mengenai makepung.
Wisata di Bali

Makepung atau balap kerbau adalah sebuah kegiatan yang hampir mirip dengan Karapan Sapi di Madura, hanya saja yang dilombakan adalah kerbau. Makepung adalah tradisi yang telah lama melekat pada masyarakat Bali terutama Jembrana.

Asal Usul Makepung
Awalnya tradisi ini hanyalah permainan para petani yang dilakukan di sela-sela kegiatan membajak sawah di musim panen. Kala itu, mereka saling beradu cepat dengan memacu kerbau yang dikaitkan pada sebuah gerobak dan dikendalikan oleh seorang joki. Berhubung sapi adalah hewan yang disucikan oleh masyarakat Hindu Bali, maka mereka memilih menggunakan kerbau sebagai hewan pekerja dan tunggangan. Tradisi makepung ini sangat populer di Jembrana, di bagian barat Pulau Bali, namun kurang terkenal di daerah lainnya di Pulau Dewata ini.

Perkembangan Makepung

Makin lama, kegiatan yang semula iseng itu pun berkembang dan makin diminati banyak kalangan. Kini, Makepung telah menjadi salah satu atraksi budaya yang paling menarik dan banyak ditonton oleh wisatawan termasuk para turis asing. Makepung biasa diselenggarakan pada hari Minggu pada bulan Juli sampai Oktober setiap tahunnya di Perancak, Negara, Bali. Kerbau jantan dimandikan, dipasangi aksesoris, dan sapi itu dikendalikan secara berpasangan oleh seorang joki untuk diadu kecepatannya dengan pasangan kerbau yang lain. Jika ingin ke daerah Negara, perlu waktu tempuh sekitar 3 jam dari Kuta.

Makepung
Makepung
Lomba balap kerbau Makepung ini diadakan diantara dua kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari sepuluh hingga dua puluh pasangan kerbau yang akan saling berlomba. Dua pasang kerbau dari dua kelompok yang berlomba akan beradu cepat dalam lintasan adu pacu sepanjang kurang lebih 3 kilometer.
Sedikit berbeda dengan pacuan lainnya, dalam makepung start tidak dilakukan dalam satu garis, melainkan berbeda jarak, misalnya 10 kilometer. Penentuan pemenangnya pun juga berbeda. Jika peserta yang start di depan mampu memperjauh jarak ketika finish, dialah yang menang. Tetapi jika peserta yang start di belakang mampu memperpendek jarak maka dialah yang menang.

Kerbau dihalau oleh sang joki dengan menggunakan pemukul yang terbuat dari rotan yang ujungnya terdapat sebuah paku tajam. Untuk memenangkan pertarungan, tak jarang pantat kerbau sampai terluka banyak karena pukulan paku dari sang joki tersebut. Hampir setiap dua minggu sekali diadakan Makepung. Kabupaten Jembrana, tempat diadakannya balapan kerbau Makepung ini disebut sebagai Bumi Makepung.
Prosesi Makepung
Sehari sebelum diadakannya Makepung, para peserta dari berbagai daerah di desa-desa yang tersebar di jembara, datang menuju alun-alun dengan menuntun kerbau atau menggunakan mobil truk untuk mengangkutnya. Kerbau terbaik telah disiapkan, dengan diberi makanan dan minuman terbaik yang berfungsi meningkatkan stamina kerbau. Di arena balap, suasana sangat ramai dengan straksi musik jegong, gamelan khas Bali, dan orang-orang yang berjualan.
Kerbau untuk Makepung
Pagi harinya, kerbau didandani dengan aksesoris yang berwarna warni, dan pemilik kerbau memasang sesajen (banten) di tempat-tempat tertentu seperti di garis start, finish dan beberapa tikungan yang nantinya akan dilewati. Siang harinya, dimulailah lomba yang biasanya diikuti hampir 300an pasang kerbau peserta.

No comments:

Post a Comment