Tuesday 6 November 2012

Ilmu Sosial Dasar dalam Muatan Lokal

Permasalahan Sosial di DKI Jakarta

Pada pembahasan Ilmu Sosial Dasar dalam muatan lokal, saya mengambil permasalahan sosial yang ada di DKI Jakarta. DKI Jakarta sebagai ibukota Indonesia dan sebagai pusat pemerintahan tentunya mempunyai masalah-masalah sosial yang lebih banyak dibanding kota-kota lain di Indonesia. Berikut adalah permasalahan sosial di DKI Jakarta.

Dalam id.wikipedia.org dikatakan sebagaimana umumnya kota megapolitan, kota yang berpenduduk di atas 10 juta, Jakarta memiliki masalah stresskriminalitas, dan kemiskinan. Penyimpangan peruntukan lahan dan privatisasi lahan telah menghabiskan persediaan taman kota sehingga menambah tingkat stress warga Jakarta. Kemacetan lalu lintas, menurunnya interaksi sosial karena gaya hidup individualistik juga menjadi penyebab stress. Tata ruang kota yang tidak partisipatif dan tidak humanis menyisakan ruang-ruang sisa yang mengundang tindak laku kriminal. Penggusuran kampung miskin dan penggusuran lahan usaha informal oleh pemerintah DKI adalah penyebab aktif kemiskinan di DKI.
JUMLAH PENDATANG

Jumlah pendatang di Jakarta (2002-2005)

TahunEksodusInfluksPerbedaan
20022.643.2732.874.801231.528
20032.816.3843.021.214204.830
20042.213.8122.404.168190.356
2005 ?200.000-250.000*
Catatan: * perkiraan
Sumber: Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil Provinsi DKI Jakarta
BANJIR
Pembangunan tanpa kendali di wilayah hilir, penyimpangan peruntukan lahan kota, dan penurunan tanah akibat eksploitasi air oleh industri, menyebabkan turunnya kapasitas penyaluran air sistem sungai, yang menyebabkan terjadinya banjir besar di Jakarta.
Tata ruang kota yang sering berubah-ubah, menyebabkan polusi udara dan banjir sulit dikendalikan. Walaupun pemerintah telah menetapkan wilayah selatan Jakarta sebagai daerah resapan air, namun ketentuan tersebut sering dilanggar dengan terus dibangunnya perumahan serta pusat bisnis baru. Beberapa wilayah yang diperuntukkan untuk pemukiman, banyak yang beralih fungsi menjadi tempat komersial.
Untuk memperbaiki keadaan, Jakarta membangun dua banjir kanal, yaitu Banjir Kanal Timur dan Banjir Kanal Barat. Banjir Kanal Timur mengalihkan air dari kali Cipinang ke arah timur, melalui daerah Pondok Bambu, Pondok Kopi, Cakung, sampai Cilincing. Sedangkan Banjir Kanal Barat yang telah dibangun sejak zaman kolonial Belanda, mengaliri air melalui Karet, Tanahabang, sampai Angke. Selain itu Jakarta juga memiliki dua drainase, yaitu Cakung Drain dan Cengkareng Drain.


Sedangkan menurut polling pada Forum Detik.com, permasalahan sosial yang tertinggi adalah penyakit masyarakat, pedagang kaki lima, daerah kumuh, dan sampah. Ada juga responden yang memilih masalah pengangguran, kriminalitas, ledakan penduduk, dan urbanisasi.
PENYAKIT MASYARAKAT
Mengenai penyakit masyarakat yang sering kita lihat adalah banyak warga Jakarta yang membuang sampah di sungai, mencuci, memasak, bahkan sampai hal yang bersifat pribadi pun di lakukan di sungai itu juga. Bukan pilihan mereka kalau melakukan seperti itu. Apa mau dikata, mereka telah datang ke Jakarta bahkan bermukim di bantaran sungai misalnya hingga bertahun-tahun karena tidak mempunyai keahlian yang tetap dan bisa dipertimbangkan untuk mendapatkan pekerjaan yang layak di kota ini. Banyak orang mengemis, gelandangan, dan pengamen yang sering ditemui di Jakarta karena mereka ingin mengadu nasib tanpa memikirkan bagaimana kedepannya. Hanya berpikir bahwa Jakarta adalah kota impian, kota peruntungan mereka untuk menuju masa depan yang lebih baik, tapi nyatanya? Makin banyak pengangguran dimana-mana.

PEDAGANG KAKI LIMA
Pedagang kali lima juga sering ditemui di jalan-jalan. Mereka umumnya berjualan makanan, minuman, pakaian, ataupun aksesoris. Sering kita lihat di berita mengenai petugas-petugas Satpol PP yang menggelandang mereka, mengusir, bahkan membawa barang dagangan mereka. Yang lebih kejam lagi adalah merobohkan lapak mereka, tempat mereka mencari nafkah. Memang terlihat kejam, tapi apa mau dikata. Para pedagang kakilima tidak punya pilihan, meraka mau kerja apa di Jakarta kalau memang standar untuk mendapatkan pekerjaan di jakarta semakin tinggi, belum lagi banyak pelamar pekerjaan yang berkompeten datang dari luar kota sehingga persaingan untuk mencari pekerjaan yang pasti semakin ketat.

SAMPAH
Jakarta memang banyak sampah, sampah yang menggenang di sungai atapun berserakan di jalan. Masyarakat Indonesia memang belum paham benar arti sampah yang kalau dibuang pada tempatnya akan bermanfaat baik dan begitu sebaliknya akan mengakibatkan bencana. Jelas dalam pengetahuan teori tentang sampah dari anak kecil hingga dewasa tahu. Akan tetapi, realitanya? mungkin nol besar. Jakarta banjir karena banyak sampah menghambat daerah aliran sungai selain karena drainase disana yang kurang begitu efektif. Lahan untuk penyerapan air berkurang karena semakin banyak pembangunan yang berjalan. Jadi, memang berharga sekali sampah jika kita bisa memanfaatkannya seperti beberapa warga Jakarta yang berjuang demi lingkungan hidupnya.


Permasalahan sosial seperti diatas setiap tahun semakin bertambah. Oleh karena itu, Keberadaan Badan Koordinasi Kegiatan Kesejahteraan Sosial (BKKKS) DKI Jakarta diharapkan bisa lebih berkontribusi dalam penanganan permasalahan sosial di DKI Jakarta yang memang sangat dibutuhkan. Dengan langkah kepedulian yang konkret, kontribusi yang dihasilkan diharapkan dapat membantu Pemprov DKI Jakarta dalam mengatasi permasalahan kemiskinan dan ketelantaran, sehingga upaya yang telah dilakukan menjadi lebih maksimal.

Pengurus BKKKS DKI yang terbentuk diharapkan bisa seiring dan sekata dalam melaksanakan berbagai program yang tujuan akhirnya adalah mengatasi permasalahan kemiskinan dan ketelantaran di wilayah DKI Jakarta.

Ini semua bisa terlaksana dengan baik jika semua pengurus bekerja keras untuk menjalankan amanah yang diberikan. InsyaAllah dengan dukungan dan bantuan dari semua pihak termasuk masyarakat di Jakarta yang memiliki kepedulian tinggi, semua rencana BKKKS akan tercapai sesuai rencana.

Source:


No comments:

Post a Comment